Asam Amino Basa
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Di dalam kehidupan, protein merupakan molekul yang sangat penting bagi
tubuh makhluk hidup. Hal ini disebabkan oleh hampir semua reaksi kimia dalam
sistem Biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Yang asam amino ini
bekerja dalam proses kehidupan di dalam tubuh makhluk hidup. Pentingnya protein
dan asam amino bagi makhluk hidup membuat kami merasa tertarik tertantang untuk
membahas materi ini. Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita
sehari-hari sebab molekul ini (protein) merupakan makromolekul terbanyak dalam
sel (hampir setengah dari berat kering sel merupakan molekul protein). Selain
untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat
membuat kami menyadari akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi belajar
lebih bersyukur.
BAB II
PEMABAHASAN
A.
Pengertian Asam Amino
Asam amino
merupakan senyawaan dengan molekul yang mengandung gugus fungsional amino (–NH2)
maupun karboksil (–CO2H). Secara umum, struktur asam amino dapat
dituliskan seperti berikut.
R dapat
berupa gugus alkil, suatu rantai karbon yang mengandung atom-atom belerang,
suatu gugus siklik atau gugus asam ataupun basa.
Asam amino yang paling sederhana
adalah glisin. Perhatikan struktur glisin berikut.
Asam amino
diperoleh dengan menghidrolisis protein, dan ditemukan 20 asam amino. Asam
amino ini dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat penting untuk tubuh tetapi
tubuh tidak dapat membuat sendiri.
Oleh karena
itu, harus diperoleh dari luar yaitu dari makanan. Contoh asam amino esensial
adalah threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin,
tirosin, dan triptofan.
Adapun asam
amino nonesensial merupakan asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh sendiri.
Contoh asam amino nonesensial adalah glisin, alanin, serin, arginin, histidin,
asam aspartat, asam glutamat, aspartin, glutamin, sistein, dan prolin.
Perhatikan
contoh rumus struktur asam amino esensial dan asam amino nonesensial pada tabel
berikut.
Tabel 1. Asam Amino Esensial dan
Asam Amino Nonesensial
No.
|
Nama
|
Struktur
|
1.
|
Threonin
(Thr)
|
|
2.
|
Leusin
(Leu)
|
|
3.
|
Lisin (Lys)
|
|
4.
|
Fenilananin
(Phe)
|
|
5.
|
Tirosin
(Tyr)
|
|
6.
|
Alanin
(Ala)
|
|
7.
|
Arginin
|
|
8.
|
Asam
Glutamat
|
|
9.
|
Sistein
|
|
B.
Sifat Asam Amino
Asam amino memiliki sifat-sifat,
antara lain seperti berikut.
1) Sifat Asam Basa
Asam amino
bersifat amfoter artinya dapat berperilaku sebagai asam dan mendonasikan proton
pada basa kuat atau dapat juga berperilaku sebagai basa dengan menerima proton
dari asam kuat. Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH
tinggi asam amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan bentuk asam amino
berikut.
Perhatikan kurva titrasi alanin pada
berbagai pH berikut.
Pada kurva
tersebut memperlihatkan bahwa pada pH rendah (larutan asam) asam amino berada
dalam bentuk ion amonium tersubstitusi dan pada pH tinggi (larutan basa) alanin
hadir sebagai ion karboksilat tersubstitusi. Pada pH pertengahan yaitu 6,02,
asam amino berada sebagai ion dipolar.
Jadi secara
umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus karboksilat dan tidak
ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya, memiliki dua nilai pKa di
sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus karboksil dan di sekitar
9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium serta memiliki titik
isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6.
Contoh Soal :
Tuliskan struktur serin pada:
1. pH rendah,
2. pH tinggi.
Penyelesaian :
1. Pada pH tinggi sebagai ion
negatif.
2. Pada pH
rendah sebagai ion positif.
Bagaimanakah
sifat asam basa dari asam amino yang memiliki gugus asam atau basa lebih dari
satu?
Asam
aspartat dan asam glutamat memiliki dua gugus karboksil dan satu gugus amino.
Dalam asam kuat ketiga gugus tersebut berada dalam bentuk asam (terprotonasi).
Jika pH dinaikkan dan larutan menjadi lebih basa. Setiap gugus berturut-turut
melepaskan proton dan titik isoelektriknya berada pada pH 2,87.
C.
Muatan Positif dan Negatif pada Asam
Amino
Asam amino
dapat memiliki muatan positif dan muatan negatif tergantung pada pH
lingkungannya. Asam amino-asam amino yang berbeda muatan dapat dipisahkan
berdasarkan perbedaan muatannya. Metode yang digunakan adalah elektroforesis.
Dalam suatu percobaan elektroforesis yang umum, campuran asam amino diletakkan
pada penyangga padat, contohnya kertas dan penyangga itu ditetesi dengan
larutan berair
hingga basah pada pH yang diatur.
Medan listrik kemudian dipasang melintang kertas. Asam amino yang bermuatan
positif pada pH tersebut akan bergerak ke katode yang bermuatan negatif. Asam
amino yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode bermuatan positif. Gerakan
ini berhenti bila medan listrik dimatikan.
Perhatikan gambar hasil percobaan
elektroforesis asam amino α-alanin di bawah ini.
Pada alat elektroforesis
perpindahan asam amino dalam hal ini alanin dalam medan listrik tergantung pada
pH. Pada pH tinggi alanin bermuatan negatif dan bergerak ke anode positif
(Gambar 1 a) dan pada titik isoelektrik yaitu pH 6,02 alanin netral dan tidak
bergerak (Gambar 1 b), sedangkan pada pH rendah, alanin bermuatan positif dan
bergerak ke katode yang bermuatan negatif (Gambar 1 c).
D.
Reaksi Asam Amino
Asam amino dapat menjalin reaksi
pada gugus asam karboksilat atau amino.
a) Reaksi esterifikasi pada gugus
karboksilat, dapat dituliskan seperti berikut.
b) Reaksi diasilasi gugus amino
menjadi amida.
Kedua jenis reaksi ini bermanfaat
dalam modifikasi atau pelindung sementara bagi kedua gugus tersebut, terutama
sewaktu mengendalikan penautan asam amino untuk membentuk peptida atau protein.
c) Reaksi Ninhidrin
Ninhidrin
adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan
konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon
siklik. Bila bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu.
Perhatikan reaksi seperti berikut.
Hanya atom nitrogen dari zat ungu
yang berasal dari asam amino, selebihnya terkonversi menjadi aldehida dan
karbondioksida. Jadi, zat warna ungu yang dihasilkan dari asam amino α dengan
gugus amino primer, intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi
asam amino yang ada. Adapun prolina yang mempunyai gugus amino sekunder
bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna kuning.
E.
Ikatan Disulfida
Asam amino
dapat membentuk ikatan disulfida (disulfida bond) dengan asam amino yang lain
yaitu ikatan tunggal S – S. Perhatikan terbentuknya ikatan disulfida dari
reaksi oksidasi dua unit sistein berikut.
F.
Kegunaan Asam Amino
Dalam
teknologi pangan asam amino ada yang menguntungkan tetapi juga ada yang kurang
menguntungkan.
1) Asam amino yang
menguntungkan.
Contoh asam amino yang menguntungkan
adalah dtriptofan yang mempunyai rasa manis 35 kali kemanisan sukrosa, sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan pemanis. Contoh lainnya adalah asam glutamat yang
sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan karena dapat menimbulkan
rasa yang lezat. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal monosodium glutamat, di
mana gugus glutamat akan bergabung dengan senyawa lain sehingga menghasilkan
rasa enak.
2) Asam amino yang merugikan.
Contoh putih
telur (albumen) yang mengandung avidin dan mukadin, di mana asam amino tersebut
dapat mengikat biotin (sejenis vitamin B), sehingga biotin tidak dapat diserap
oleh tubuh.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Asam amino adalah senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya
-NH2).
2.
Struktur asam amino
terdiri atas :
●
Atom C
●
Atom H yang terikat pada atom C
●
Gugus karboksil yang terikat pada atom C
●
Gugus amino yang terikat pada atom C
●
Gugus R yang juga terikat pada atom C
3.
Sifat asam amino adalah
tidak menyerap cahaya tampak/visible. Dengan
pengecualian asam amino aromatik triptofan, tyrosin, fenil alanin dan
histidin, yang tidak menyerap sinar UV yang mempunyai panjang gelombang 240nm.
4.
Macam-macam golongan
asam amino yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.
DAFTAR
PUSTAKA
Suhardjo-clara
M. kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kansius
Alamsyah
kamaludin. 2007. Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama
Sumardjo
Drs. Darwin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Dan
Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta : EGC
Yuliarti
nurheti. 2009. A To Z Food Supplement. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Komentar
Posting Komentar