ELISTISITAS
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Elastisitas
(elasticity) adalah kemampuan (ability) dari benda padat untuk kembali ke
bentuk semula segera setelah gaya luar yang bekerja padanya hilang/
dihilangkan. Deformasi (perubahan bentuk) pada benda padat elastis mengikuti
aturan yang dikemukakan Robert Hooke yang kemudian dikenal dengan hukum Hooke.
Ahli matematika dan juga seorang filsuf asal Inggris ini mencetuskan hukum
Hooke (elastisitas) yang berbunyi. “Perubahan bentuk benda elastis akan
sebanding dengan gaya yang bekerja padanya sampai batas tertentu (batas
elastisitas). Jika gaya yang deberikan ditambah hingga melebihi batas
elastisitas benda maka benda akam mengalami deformasi (perubahan bentuk )
permanen”.
Sobat punya
sebatang bambu apus kecil. Saat sobat memberikan tenaga untuk membengkokkan
bambu tersebut ia akan melengkung (deformasi) yang bersifat sementara yang
berarti bahwa bambu bersifat elastis. Bambu akan kembali ke bentuk semula jika
sobat menghilangkan gaya yang bekerja padanya. Akan tetapi jika sobat
memberikan gaya dalam jumlah yang besar bambu tersebut bisa patah. Kapan ia
patah? Ketika gaya yang sobat berikan melebihi titik elastis dari bambu.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah
ini penulis akan membahas beberapa pokok pembahasan yang diantaranya adalah :
1.
Sifat elistisitas
bahan
2.
Elistisitas
3.
Tegangan
4.
Regangan
5.
Modulus
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Sifat
Elistisitas Bahan
Menentukan kaitan
konsep gaya pegas sifat elastisitas bahan.
Mendeskripsikan
tegangan dan regangan
Merumusakan
persamaan matematis tegangan dan regangan
Menganalisis dan
membuktikan hukum Hooke tentang elastisitas bahan
Merumuskan dan
menentukan kekuatan bahan berdasarkan konsep modulus elastisitas
Kerapatan Dan
Berat Jenis
Sebuah sifat
penting dari zat adalah rasio massa terhadap volumenya yang dinamakan
kerapatan. Kerapatan atau rapat massa secara matematis :
Kerapatan =
massa/volume
Huruf Yunani ρ
(rho) biasanya digunakan untuk menyatakan kerapatan
ρ = m/V
Karena gram
semula didefinisikan sebagai massa satu centimeter kubik air, kerapatan air
dalam satuan cgs adalah 1 g/cm3. Dengan mengubah ke satuan SI, kilogram per
meter kubik, kita dapatkan untuk kerapatan air
ρ = (1 g)/〖cm〗^3 ×kg/〖10〗^3 ×((100
cm)/m)^3=〖10〗^3 kg/m3
Kerapatan air
berubah dengan berubahnya temperatur. Persamaan menyatakan nilai maksimumnya,
yang terjadi pada 4oC. Satuan yang biasa dijumpai untuk volume adalah liter
(L):
1 L = 103 cm3
10-3 m3
Dalam satuan ini,
kerapatan air adalah 1,00 kg/L.
Rasio kerapatan
sebuah zat terhadap kerapatan air dinamakan berat jenis. Berat jenis adalah
bilangan tidak berdimensi yang sama degnan besarnya kerapatan ini bila
dinyatakn dalam gram per centimeter kubik. Berat jenis suatu zat dapat
diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan jenis suatu zat dapat diperoleh
dengan membagi kerapatannya dengan 103 kg/m3.
Dalam sistem satuan di Amerika sehari-hari, istilah kerapatan berat (yang didefinisikan sebagai rasio beat sebuah benda terhadap volumenya) seringkali digunakan. Kerapatan berat adalah hasil kali kerapatan ρ dengan percepatan gravitasi g :
Dalam sistem satuan di Amerika sehari-hari, istilah kerapatan berat (yang didefinisikan sebagai rasio beat sebuah benda terhadap volumenya) seringkali digunakan. Kerapatan berat adalah hasil kali kerapatan ρ dengan percepatan gravitasi g :
ρg= w/V=mg/V
B.
Ketika
dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan, maka
karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika dirimu merentangkan
pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang
pegas akan kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah anda
terdapat pegas, silahkan melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan
ketika dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa
demikian ? hal itu disebabkan karena bendabenda tersebut memiliki sifat
elastis. Elastis atau elastisisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali
ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka
bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Ambillah segumpaltanah liat basah, lalu letakkandi atas meja horizontal dan tekanlah dengan telapak tangan Anda agar gumpalan tanah liat tersebut berubah bentuk. Apakah gumpalan tanah liat kembali ke bentuk awalnya ketika Anda menarik telapak tangan Anda?
Beberapa benda, seperti tanah liat (lempung), adonan tepung kue, dan lilin mainan (plastisin) tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar dihilangkan. Benda-benda seperti itu disebut benda tak elastis atau plastis. Dalam subbab ini kita akan mempelajari salah satu aspek elastisitas bahan, yaitu gaya pegas. Namun, sebelumnya kita bahas dahulu tentang pemahaman tegangan, regangan, dan modulus elastis.
Ambillah segumpaltanah liat basah, lalu letakkandi atas meja horizontal dan tekanlah dengan telapak tangan Anda agar gumpalan tanah liat tersebut berubah bentuk. Apakah gumpalan tanah liat kembali ke bentuk awalnya ketika Anda menarik telapak tangan Anda?
Beberapa benda, seperti tanah liat (lempung), adonan tepung kue, dan lilin mainan (plastisin) tidak kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar dihilangkan. Benda-benda seperti itu disebut benda tak elastis atau plastis. Dalam subbab ini kita akan mempelajari salah satu aspek elastisitas bahan, yaitu gaya pegas. Namun, sebelumnya kita bahas dahulu tentang pemahaman tegangan, regangan, dan modulus elastis.
C. Tegangan
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :
Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :
Tegangan
= gaya/luas
σ =
F/A
Satuan
tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat)
Tegangan
adalah besaran skalar
D.
Regangan
Perhatikan
gambar diatas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang berusaha meregangkan
kawat hingga panjang kawat semula Lo bertambah panjang sebesar ∆L.
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal. Secara matematis ditulis :
Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal. Secara matematis ditulis :
Regangan
= (pertambahan panjang)/(panjang awal) atau e = ∆L/L_o
Karena
pertambahan panjang ∆ dan panjang dan panjang awal Lo adalah besaran yang sama,
maka sesuai persamaan diatas, regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi.
Grafik
tegangan terhadap regangan
Kebanyakan
benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu dinamakan batas
elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas
elastisnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Akan
tetapi, jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali
ke bentuk semula, melainkan secara permanen berubah bentuk.
Grafik diatas meunjukkan bagaimana variasi tegangan terhadap regangan ketika seutas kawat logam (baja) diberi gaya tarik sampai kawat itu patah.
Grafik diatas meunjukkan bagaimana variasi tegangan terhadap regangan ketika seutas kawat logam (baja) diberi gaya tarik sampai kawat itu patah.
Modulus
Elastis
·
Modulus
elastis E suatu bahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan
regangan yang dialami bahan.
·
Modulus
elastis = (tegangan )/regangan atau E = σ/e
·
Modulus
elastis juga disebut modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai Thomas
Young.
·
satuan
SI untuk tegangan σ adalah Nm-2 atau Pa, sedangkan reganagn e tidak memiliki
satuan. Sesuai persamaan pada modulus elastis, maka :
·
satuan
E = (satuan σ)/(satuan e)=Nm^(-2)atau Pa
·
Modulus
elastis sejumlah bahan yang umum digunakan dalam keseharian dan teknologi
ditunjukkan pada tabel berikut:
Jika
kita substitusikan tegangan σ = F/A dan regangan e = ∆L/L_o ke dalam persamaan
modulus elastis, kita peroleh hubungan antara gaya tarik F dengan modulus
elastis E.
E =
σ/e= (F/A)/(∆L/L)
F/A=E
∆L/L
Hukum
Hooke Pada Pegas
Misalnya
kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga
dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa
hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif
ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak
diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada
dalam posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin memudahkan pemahaman
dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.
Apabila
benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan
gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke
posisi setimbangnya (gambar b).
Sebaliknya,
jika benda ditarik ke kiri sejauh ‐x, pegas juga
memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga
benda kembali ke posisi setimbang (gambar c).
Besar
gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x =
0). Secara matematis ditulis :
F
= ‐kx
Persamaan
ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke. Hukum
inidicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635‐1703).
k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita
menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri
(berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah
ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja
berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta
pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas
(semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan
atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil
konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas,
yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x
sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda.
Hukum
Hooke untuk benda non Pegas
Hukum
hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang
tetapi hanya sampai pada batas‐batas tertentu.
Mari kita tinjau sebuah batang logam yang digantung vertikal, seperti yang
tampak pada gambar di bawah.
Pada
benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang
besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat
adanya gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (delta L).
Jika besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan
panjang batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang
(delta L) sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda. Perbandingan ini
dinyatakan dengan persamaan :
F
= Kδl
Persamaan
ini kadang disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya berat
dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak
digantungkan beban. Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas‐batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda
sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Hubungan antara gaya dan
pertambahan panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui grafik di
bawah ini.
Jika
sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah
elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda
diberikan gaya hingga melewati batas hukum hooke dan mencapai batas
elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika gaya yang
diberikan tidak melewati batas elastisitas. tapi hukum Hooke tidak berlaku pada
daerah antara batas hukum hooke dan batas elastisitas. Jika benda diberikan
gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut
akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak
akan kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap.
Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan
patah. Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (delta L)
suatu benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi
penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk
oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda
walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga,
walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi, misalnya), tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut akan
mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama.
Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi
memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang
sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula‐mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin
panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya
semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya. Jika hubungan ini
kita rumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
F
= kΔL
ΔL
= F/k
Persamaan
ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L) dengan gaya (F)
dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta
k. Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L)
sebanding dengan panjang benda mula‐mula (Lo) dan
berbanding terbalik dengan luas penampang (A).
Penerapan
Elastisitas Dalam Kehidupan Sehari‐Hari
Pada
awal penjelasan mengenai hukum Hooke, gurumuda telah berjanji akan membahas
mengenai aplikasi elastisitas dalam kehidupan sehari‐hari. Nah, berikut ini beberapa penerapan elastisitas dalam
kehidupan kita.
Kita
mulai dari teknologi yang sering kita gunakan, yaitu sepeda motor atau mobil.
Gambar diatas ini adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada
kendaraan sepeda motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi
kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika
sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika
sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara
(dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan.
Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah
termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan
ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang
mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan
lainnya
telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya
berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat
elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari gurumuda, agar pegas
sepeda motor‐mu awet muda,
maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor
telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya
dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor
tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dkk. (gambar
atas ‐ per mobil)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam fisika,
elastisitas adalah kemampuan suatu zat padat untuk kembali ke bentuk awal
setelah setelah mendapat gangguan luar yang diterapkan dan kemudian
dihilangkan. Sebuah benda dengan tingkat tinggi elastisitas mampu untuk
memiliki banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke bentuk aslinya.
Zat padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas baik menjadi cacat permanen
atau pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada mereka. Elastisitas secara
jangka panjang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan proses atau
sistem untuk meregangkan atau bersikap fleksibel.
Karena molekul
membentuk zat padat, cairan, dan gas, mereka semua bereaksi secara berbeda
terhadap tekanan luar. Molekul-molekul yang membentuk zat padat sangat dekat
bersama-sama dan ditemukan dalam susunan yang rapat. Ini berarti bahwa ada
sedikit ruang untuk diberikan ketika gaya diterapkan untuk suatu padatan.
Molekul-molekul cairan dan gas adalah menyebar yang terpisah lebih jauh, dan
bergerak lebih bebas daripada zat padat. Ketika sebuah gaya yang diterapkan
pada cairan dan gas, mereka dapat mengalir di sekitar gaya, atau akan
dikompresi, atau tidak seperti kebanyakan zat padat.
DAFTAR
PUSTAKA
Halliday dan Resnick. 2011. Fisika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan).
Jakarta : Penebit Erlangga
Young. 2011. Fisika Universitas.Erlangga.Jakarta.
gurumuda.net/tag/elastisitas-fisika-dasar.pdf. diakses
tanggal 22 desember 2012,pukul 20.35 wib).
novanurfauziawati.files.wordpress.com/.../modul-4-modulus-elastisitas.(di
akses tanggal 22 desember 2012,pukul 20.30 wib).
Komentar
Posting Komentar