entomologi kunang-kunang

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari  serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin - entomon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah setiap tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dari produk seperti madu, royal jelly, sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak, pariwisata, sumbangan dalam ilmu pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaan ton produk pertanian hilang karena kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunan rupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen, hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkan oleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif dan manfaat serangga bagi kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspek yang merugikan.  Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan. Setelah mempelajari Bab I ini anda diharapkan mampu 1) menjelaskan batasan dan ruang lingkup Entomologi, 2 menjelaskan berbagai cabang ilmu entomologi, 3) menunjukan kedudukan serangga dalam phylum Artrophoda, 4) menjelaskan kelimpahan dan habitat-habitat yang dihuni serangga 5) menjelaskan peranan serangga dalam kehidupan  manusia.

B.     Batasan Dan Ruang Lingkup Entomologi
Secara terbatas, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Dimasukannya Arthropoda lain sebagai bagian  yang dibahas pada Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selain itu dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Melalui entomologi kita akan diajak memgenal serangga lebih jauh. Sebagai disiplin ilmu yang sudah berkembang pesat entomologi kini dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu yaitu Entomologi Dasar dan Entomologi Terapan.
Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus antara lain:
1.                  Morfologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh  serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar tubuh serangga.
2.                  Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga beserta fungsinya. 
3.                  Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga, bagaimana dan kenapa serangga melakukannya.
4.                  Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik, (faktor fisik dan kimia).
5.                  Patologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
6.                  Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kunang-Kunang
Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.
Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya.
Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.
Bagi kunang-kunang kelompok Photuris, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan dimakan oleh Photuris betina.
Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya. Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.
B.     Klasifikasi Ilmiah Kunang-kunang
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Infrakelas:
Superordo:
Ordo:
Upaordo:
Infraordo:
Superfamili:
Famili:
Lampyridae
Latreille, 1817

Ø  Subfamilies
·         Cyphonocerinae
·         Lampyrinae
·         Luciolinae
·         Ototetrinae
·         Photurinae
·         Genus incertae sedis:
·         Pterotus
Ø  Sistem Pernapasan
Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya.
Kunang-Kunang mempunyai alat pernafasan berupa trakea, Sistem trakea (tracheal system) serangga, yang terbuat dari pipa udara yang bercabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat. Pipa terbesar, yang disebut trakea, membuka ke arah luar. Cabang yang paling halus menjulur dan memanjang ke permukaan hampir setiap sel, di mana gas dipertukarkan melalui difusi melewati epitelium lembab yang melapisi ujung terminal sistem trakea. Dengan hampir semua sel tubuh terpapar ke medium respirasi, maka sistem sirkulasi terbuka pada serangga tidak terlibat dalam transpor oksigen dan karbon dioksida
Ø  Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga seperti kunang-kunang terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.
Ø  Sistem Ekskresi
Pada Kunang-kunang sistem ekresi yang dilakukan adalah dengan cara zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
Ø  Peredaran Darah
Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
Ø  REPRODUKSI Kunang-Kunang
Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang. Tipe pertama, kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yang aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.
Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh.
Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang.
Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan.
Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin.
Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh betina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya.
Setelah proses perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telah membuahi sel telurnya. Serangga jenis tertentu juga ada yang mempunyai kebiasaan seperti ini seperti Black widow, dll. Dengan memakan lawan jenisnya, maka sang betina mendapatkan tambahan protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.
Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang.
Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepom-pong. Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas menjadi larva dan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong. Beberapa pemangsa memangsa telur maupun kunang-kunang yunior.
Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.
Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.
Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan kecil.
Ø  Saraf
Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa :
a.       Mata faset (majemuk)
b.      antenna
c.       alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan Hemiptera) dan alat pendengar.
d.      Alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang


C.    Metamorfosis Kunang-kunang
Betina akan meletakan telur sekitar seratus butir atau lebih di tanah, didasar pohon. Telur akan menetas dalam 2-4 minggu. Kebanyakkan larva kunang-kunang ditemukan di kayu-kayu yang telah membusuk atau serasah hutan atau di daerah lembab ditepi sungai dan kolam pada malam hari. Beberapa spesies asia hidup dalam air (sehubungan ditemukanya insang trakeal ) yang hidup di bawah air.Larva instar tiga sampai instar enam Luciola substiata berenang dan hidup di dalam air.Kecepatan berenang larva tersebut lebih kurang 0,9 m/jam .Larva bersifat karnifora, memakan serangga lain, siput dan “slug”. spesies tropical genus Pyractomena bersifa arboreal, memakan siput arboreal dan pupanya mengantung di bawah daun seperti hal kupu-kupu chrysalis Larva akan hidup setara satu atau dua tahun .
         Pada kunang-kunang dewasa, selain untuk memberi peringatan tanda bahaya, cahaya pada tubuhnya berfungsi untuk menarik perhatian pasangannya. Tidak hanya kunang-kunang dewasa, bayi kunang-kunang yang masih berupa larva jugamengeluarkan cahaya. Cahaya pada larva berguna untuk memperingatkan hewan lain yang akan memangsa mereka agar tidak mendekat.
Setelah terjadi perkimpoian, kunang-kunang betina akan meletakkan telur-telurnya dibawah permukaan tanah. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 3-4 minggu dan akan terus diberi makan hingga musim panas berakhir. Setelah kira-kira 1-2 minggu dari berakhirnya musim panas, larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian berubah menjadi kunang-kunang dewasa.
Ø  Anatomi Kunang-kunang
·         memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, agak cembung, bagian dorsal tubuh ditumbuhioleh rambut-rambut halus, setae atau duri-duri kecil, dengan panjang tubuh 5-20 mm.
·         Perbandingan panjang kepala dengan lebar kepala adalah 1 atau kurang dari 1. Kepalaseluruhnya tertutup oleh pronotum jika dilihat dari atas.
·         Mata terdiri dari mata majemuk(faset) dengan ommatidium tipe exocone, tanpa mata tunggal (ocelli), diameter horizontalmata dua kali diameter vertikal mata.
·          Antena 8-15 ruas, panjangnya kurang dari atau bisamencapai pertengahan prothoraks. Tipe antena yaitu filiformis, moniliformis, serrate,flabellate atau plumosa. Bagian anterolateral pronotum tidak mengeras.
·          Sayap belakang sudah berkembang, adayang tereduksi menjadi pendek dan ada juga yang tidak memiliki sayap belakang.
·         Abdomen dengan ventrit abdominal 7-8 ruas. Tergit dan sternit ke-7 dipisahkan olehsutura. Ruas abdomen terakhir bercahaya, tetapi ada juga tidak menghasilkan cahaya.
·         Lampyrinae tersebar hampir diseluruh wilayah di dunia, tetapi tidak ditemukan diAustralia dan New Zealand. Daerah biogegografi yaitu Nearctic, Palearctic, Neotropical,Afrotropical, dan Oriental.

Ø  Habitat Dan Makanan
Kebanyakkan spesies kunang-kunang ditemukan di daerah dengan kelembabantinggi dan hangat seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit dan padang rumput. Yangmungkin disebabkan kelembaban di daerah tersebut lebih lama dibanding daerahsekitarnya. Meskipun demikian beberapa spesies ditemukan di daerah yang sangatkersang dan kering. Di daerah kersang ini dewasa dan larva dapat dengan mudah/cepatditemukan setelah hujan.Kunang-kunang dewasa memiliki waktu hidup yang pendek.
Ø  Makanan
 Informasi tentang jenis makanan kunang-kunang ini belum jelas. Sebagian informasi mengatakan bahwa kunang-kunang memakan serbuk sari dan nektar dan hanya makan sedikit atau tidak makan. Di daerah empat musim, selama musim panas kunang-kunang akan beristirahat diatas pohon atau ranting di tempat yang sejuk dan lembab sepanjang hari dan akan aktif pada senja hingga tengah malam .




Ø  Morfologi Kunang-kunang
1. Head/Kepala
Bagian kepala terdiri dari mata majemuk, antena, mulut dan tanduk. Pada kumbang tanduk, biasanya bagian ini yang paling keras. Namun, kumbang tanduk betina tidak memiliki tanduk sama sekali.
2. Thorax/Dada
Bagian dada terdiri dari 3 pasang kaki. Beberapa jenis kumbang tanduk, pada bagian ini biasanya terdapat semacam senjata pertahanan.
3. Abdomen/Perut
Di beberapa jenis kumbang, biasanya bagian perut terdapat sepasang kaki. (ex: kumbang air)
4. Elytra/Sayap Luar
Sayap luar adalah bagian paling keras di tubuh kumbang. Sayap ini berfungsi untuk melindungi perut serta sayap dalam yang sangat rapuh. Sayap ini tidak digunakan untuk terbang.
5. Unfolded Wings
Sayap dalam sangat rapuh dan berfungsi untuk terbang.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Kunang-kunang mempunyai kemampuan menghasilkan cahaya sendiri. Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa memendarkan cahaya pada kunang-kunang. Jarang ada orang yang ingin memelihara kunang-kunang. Menemukan hewannya saja juga susah.
Hal itu dikarenakan karena habitatnya sudah terusik oleh ulah-ulah manusia sehingga mereka sulit berkembang biak. Tugas kita sebagai manusia lah untuk menjaga habitatnya dan mengembalikannya agar seimbang sehingga hewan-hewan seperti kunang-kunang ini dapat senantiasa melangsungkan keturunannya. Bila tidak, suatu saat nanti kunang-kunang berada dalam kategori binatang langka.











DAFTAR PUSTAKA
http://faktaunik.wordpress.com/2009/08/14/tahukah-kalian-apa-fungsi-lampu-di-tubuh-kunang-kunang/
http://richmountain.wordpress.com/fauna/kunang-kunang/
http://miongbesar.blogspot.com/2009/09/kunang-kunang.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/09/kunang-kunang/
http://www.kamusilmiah.com/biologi/mewarnai-dan-memendarkan-gen/





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asam Amino

Makalah Buah Manggis

Budidaya Rambutan