Asam Amino

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam tubuh mahluk hidup pasti dijumpai  asam amino,asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein.

B.     Rumusan masalah
1.            Apa yang dimaksud dengan asam amino ?
2.            Apa saja sifat-sifat asam amino ?
3.            Apa saja klasifikasi asam amino ?
4.            Apa saja fungsi dari asam amino ?
5.            Apa yang dimaksud dengan peptida ?
6.            Apa saja sifat-sifat peptida ?
7.            Apa saja kelompok peptida ?





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organic yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Keduanya terikat pada satu asam karbon (C) yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

B.     Sifat-sifat asam amino
1.      Larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut non polar seperti eter, aseton, dan kloroform.
  1. Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina (lebih besar dari 200ºC).
3.      Amfoter , Gugus fungsional pada asama amino, yaitu karboksil dan amina, keduanya memengaruhi sifat keasaman.
4.      Ion Zwitter, Pada asam amino, ada gugus yang dapat melepaskan ion H+ dan ada gugus yang dapat menerima ion H+. Akibatnya, terbentuk molekul yang memilikidua jenis muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Molekul seperti ini, dikenal sebagai ion zwitter atau kadang-kadang disebut juga sebagai ion dipolar.
5.      Optis Aktif, Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C kiral, yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH, -NH2, dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis aktif. Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.

C.     Klasifikasi asam amino
Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial.  Asam amino esensial merupakan asam amino yang harus ada dalam makanan sehari-hari karena tubuh tidak dapat membuat atau mensintesis asam amino tersebut.   Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang tidak harus ada dalam makanan karena tubuh dapat membuat asam amino tersebut.

·         Asam amino esensial
1.            Valin (Val)
Valina adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA.
2.            Leusin (Leu)
Leusina  merupakan  asam  amino yang  paling umum  dijumpai pada protein. Ia mutlak diperlukan dalam perkembangan anak-anak dan dalam kesetimbangan nitrogen bagi orang dewasa.
3.            Isoleusin (Ile)
Isoleusina adalah satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA. Rumus kimianya sama dengan leusinhidrofobik (tidak larut dalam air) dan esensial bagi manusia.
4.            Treonin (Thr)
Treonina merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein. Bagi manusia, treonina bersifat esensial.
5.            Lisin (Lys)
Lisina (bahasa Inggris lysine) merupakan asam amino penyusun protein yang dalam pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin.
6.            Metionin (Met)
Metionina, bersama-sama dengan sistein, adalah asam amino yang memiliki atom S.
7.            Fenilalanin (Phe)
Fenilalanina adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada makanan.
8.            Triptofan (Trp)
Triptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang bersifat esensial bagi manusia.
9.            Histidin (His)
Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein.
10.        Arginin (Arg)
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi dua gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah esensial bagi manusia dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan atau kondisi kesehatan.



Asam amino non esensial
1.            Glisin (Gly)
Glisina atau asam amino etanoat adalah asam amino alami paling sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena strukturnya sederhana.
2.            Alanin (Ala)
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino bukan esensial.
3.            Serine (Ser)
Serina merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan pada protein hewan.
4.            Asam glutamate (Glu)
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama dengan asam aspartat.
5.            Tirosin (Tyr)
Tirosina (dari bahasa Yunani tyros, berarti keju, karena ditemukan pertama kali dari keju) merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein.
6.            Sistein (Cys)
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom S, bersama-sama dengan metionin.
7.            Prolin (Pro)
Prolina merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus samping yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H untuk berikatan dengan gugus sisa).
8.            Asam aspartat (Asp)
Asam aspartat bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam karboksilat. Bagimamalia aspartat tidaklah esensial.
9.            Asparagin (Asn)
Asparagin adalah analog dari asam aspartat dengan penggantian gugus karboksil oleh gugus karboksamid. Asparagin bersifat netral (tidak bermuatan) dalam pelarut air.
10.        Glutamine (Gln)
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode genetikstandar.

D.    Fungsi asam amino
Fungsi biologis asam amino yaitu :
o   Penyusun protein, termasuk enzim.
o   Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat).
o   Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalamreaksi enzimatik (kofaktor).

E.     Pengertian peptide
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik,dan reseptor.
Sintesis peptida dilakukan dengan  menggabungkan gugus karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain. Sintesis peptida dimulai dari C-terminus (gugus karboksil) ke N-terminus (gugus amin), seperti yang terjadi secara alami pada organisme. Namun, untuk mensintesis peptida, tidak semudah mencampurkan asam amino begitu saja. Seperti contohnya: mencampurkan glutamine (E) dan serine (S) dapat menghasilkan E-S, S-E, S-S, E-E, dan bahkan polipeptida seperti E-S-S-E-E. Untuk menghindari asam amino berikatan tidak terkendali, perlu dilakukan perlindungan dan kontrol terhadap ikatan peptida yang akan terjadis sehingga ikatan yang terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. Langkah-langkah sintesis peptida adalah sebagai berikut: asam amino ditambahkan gugus proteksi. Kemudian asam amino yang diproteksi dilarutkan dalam pelarut seperti dimetyhlformamide (DMF) yand digabungkan dengan coupling reagents dipompa melalui kolom sintesis.
Grup proteksi dihilangkan dari asam amino melalui reaksi deproteksi. Kemudian pereaksi deproteksi dihilangkan agar tercipta suasana penggabungan yang bersih. Coupling reagents, contohnya N,N'-dicyclohexylcarbodiimide (DCCI), membantu pembentukan ikatan peptida. Setelah reaksi coupling terbentuk, coupling reagentsdicuci untuk menciptakan suasana deproteksi yang bersih. Proses proteksi, deproteksi, dan coupling ini terus dilakukan berulang-ulang hingga tercipta peptida yang diinginkan.

F.      Sifat peptide
Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus –COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino.

G.    Kelompok peptide
Peptida dapat dikelompokkan menurut kemiripan struktur dan fungsinya :
1.     Peptida Ribosomal
Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai strukstur linear.
2.     Peptida non-Ribosomal
Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada organisme uniselulartanaman, dan fungi. Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear.
3.      Peptida Hasil Digesti (Digested peptides)

Peptida ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Peptida ini juga dapat dibentuk dari protein [yang didigesti dengan proteasespesifik, seperti digesti trypsin yang sering dilakukan sebelum mass spectrometry peptide analysis.






BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
Peptida merupakan molekul yang terbentuk dari dua atau lebih asam amino. Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Sintesis peptida dilakukan dengan  menggabungkan gugus karboksil salah satu asam amino dengan gugus amina dari asam amino yang lain.

B.     Saran
Kami mengharapkan saran kepada dosen pembimbing maupun teman-teman sekalian demi kesempurnaan makalah kami, karena makalah kami masih jauh dari kesempurnaan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.








DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, Putu. 2012. Makalah Asam Amino.http://www.scribd.com/doc/19875984/XIIIXIV-Asam amino. diakses  pada tanggal 27 September 2012.

Ardiyan, Agusta: 28 Juni 2012. MAKALAH BIOKIMIA : PROTEIN.http://www.clickardiyan.blogspot.com/2012/06/makalah-biokimia-protein.html . Diakses pada tanggal 30 September 2012.

D.W.Martin,Jr. and P.A.Mayes and V.W.Rodwell.BIOKIMIA (Review of Biochemistry).Terjemahan Penerbit Buku Kedokteran E.G.

Harold Hart,” Organic Chemistry” a Short Course, Sixth Edition, Michigan State University, 1983, Houghton Mifflin Co.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anggaran Fleksibel

Makalah Buah Manggis