entomologi belalang
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Entomologi adalah salah satu
cabang ilmu biologi yang mempelajari
serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin - entomon
bermakna serangga dan logos bermakna ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem
bumi, serangga telah menjadi penentu keberadaan dan perkembangan ekosistem di
muka bumi. Interaksi antara serangga dengan manusia sudah berlansung sejak
manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah
setiap tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dari produk seperti madu,
royal jelly, sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak, pariwisata,
sumbangan dalam ilmu pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaan ton produk
pertanian hilang karena kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitu juga
kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan
oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunan rupiah
dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen, hama
permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkan oleh
serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu
sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada
keuntungan bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif
dan manfaat serangga bagi kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan
aspek-aspek yang merugikan. Dengan
belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional dalam
kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu
merugikan. Setelah mempelajari Bab I ini anda diharapkan mampu 1) menjelaskan
batasan dan ruang lingkup Entomologi, 2 menjelaskan berbagai cabang ilmu
entomologi, 3) menunjukan kedudukan serangga dalam phylum Artrophoda, 4)
menjelaskan kelimpahan dan habitat-habitat yang dihuni serangga 5) menjelaskan
peranan serangga dalam kehidupan manusia.
B.
Batasan Dan Ruang Lingkup Entomologi
Secara terbatas, Entomologi
adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini
seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan
beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea),
serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Dimasukannya Arthropoda
lain sebagai bagian yang dibahas pada
Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan
taksomis dengan serangga. Selain itu dalam konteks fungsional Arthropoda lain
berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Melalui entomologi kita
akan diajak memgenal serangga lebih jauh. Sebagai disiplin ilmu yang sudah
berkembang pesat entomologi kini dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu yaitu
Entomologi Dasar dan Entomologi Terapan.
Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang
ilmu yang lebih khusus antara lain:
1.
Morfologi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh serangga, biasanya lebih ditekankan kepada
bentuk dan struktur luar tubuh serangga.
2.
Anatomi
dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ
dalam serangga beserta fungsinya.
3.
Perilaku
(behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga,
bagaimana dan kenapa serangga melakukannya.
4.
Ekologi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya
baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik, (faktor
fisik dan kimia).
5.
Patologi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu
(patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
6.
Taksonomi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Belalang Sembah / Belalang Sendatu
Belalang sentadu atau belalang sembah adalah serangga
yang termasuk ke dalam ordo Mantodea. Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa
disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang
berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani "Mantes" yang berarti
"nabi" atau "peramal nasib". Banyak sebutan dalam bahasa
lokal, seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kèkèk
(bahasa Jawa), dan mentadak(bahasa Melayu).
Ada sekitar
2.300 spesies dalam ordo Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah
tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa spesies hidup di iklim sedang, seperti
di utara Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Siberia. Belalang sentadu tergolong
keluarga Mantidae.
Belalang
sentadu adalah salah satu dari segelintir serangga yang dapat memutar
kepalanya. Beberapa teks merujuk kepada belalang sentadu Eropa (Mantis
religiosa) sebagai belalang sentadu yang paling umum di negara-negara di Eropa.
Ischnomantis gigas adalah belalang sentadu terbesar dengan panjang 17 cm untuk
yang betina, dan ditemukan di daerah Sahel di Afrika. Belalang sentadu terkecil
adalah Bolbe pygmaea, yang hanya 1cm panjangnya pada usia dewasa.
Seekor
belalang sentadu betina yang hamil akan menghasilkan massa busa yang besar,
yang disebut ootheca (jamak:oothecae). Ootheca ini dapat memuat hingga 300
butir telur, yang semuanya dilindungi dalam kantung busa. Oothecae ini
dihasilkan pada musim gugur —dan sesudah itu belalang sentadu dewasa mati— dan
menetas dalam waktu hingga lima bulan.[1] Sebagian spesies menetas dalam
interval kecil, dan proses penetasan dapat berlangsung hingga lima minggu
ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Belalang betina yang bunting tidak
hanya memproduksi oothecae, tetapi juga oothecae yang tidak subur oleh belalang
betina yang belum dikawini. Kadang-kadang satu atau dua larva menetas, tetapi
hal ini jarang sekali terjadi. Beberapa spesies, seperti misalnya Brunneria
borealis, menghasilkan oothecae melalui partenogenesis. Dalam keadaan ini,
belalang jantan tidak dibutuhkan untuk menghasilkan ootheca yang subur; namun,
semua belalang yang dihasilkan dari proses ini adalah betina.
Di AS,
spesies belalang sentadu pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok
sekitar tahun 1900 sebagai predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama.
Belalang sentadu Carolinaadalah serangga resmi negara bagian South Carolina,
dan belalang sentadu Eropa adalah serangga resmi negara bagian Connecticut.
B. Beberapa spesies belalang sentadu
- Acanthops falcata - belalang sentadu daun mati
Venezuela
- Acanthops fuscifolia - belalang sentadu daun mati
tropis
- Acanthops tuberculata - belalang sentadu daun mati
tropis
- Acromantis sp. - belalang sentadu petinju
- Ameles decolor
- Ameles spallanzania
- Alalomantis muta - belalang sentadu Kamerun
- Asiadodis squilla - belalang sentadu perisai Asia
- Blepharopsis mendica - belalang sentadu duri thistle
- Brunneria subaptera - belalang sentadu tongkat
- Brunneria borealis - belalang sentadu tongkat
- Camelomantis sondaica
- Ceratocrania macra
- Ceratomantis saussurii
- Choeradodis rhombicollis - belalang sentadu perisai tropis
- Choeradodis stalii - belalang sentadu perisai tropis
- Cilnia humeralis
- Creobroter meleagris - belalang sentadu bunga
- Creobroter gemmatus - belalang sentadu bunga India
- Creobroter pictipennis - belalang sentadu bunga India
- Creobroter elongata - belalang sentadu bunga
- Deroplatys angustata - belalang sentadu daun mati
- Deroplatys desiccata - belalang sentadu daun mati
- Deroplatys lobata - belalang sentadu daun mati
- Deroplatys truncata - belalang sentadu daun mati
- Empusa fasciata
- Empusa pennata
- Eremiaphila brunneri - belalang sentadu gurun biasa
- Eremiaphila zetterstedti
- Euchomenella heteroptera - belalang sentadu ranting
- Gongylus gongylodes - belalang sentadu mawar India
/biola
- Gonatista grisea - belalang sentadu kelabu
- Heterochaeta strachani
- Hierodula
membranacea - belalang
sentadu raksasa Asia
- Hierodula
grandis - belalang
sentadu raksasa India
- Hierodula
patellifera - belalang
sentadu Indo-Pasifik
- Hierodula
parviceps - belalang
sentadu Filipina
- Holaptilon
pusillulum - belalang
sentadu pelompat
- Hoplocorypha sp.
- Humbertiella
ceylonica
- Hymenopus
coronatus - belalang sentadu anggrek
- Idolomantis
diabolica - belalang
sentadu bunga setan
- Idolomorpha
madagascariensis
- Ischnomantis
gigas
- Iris
oratoria - belalang
sentadu Laut Tengah
- Liturgusa
lichenalis - belalang
sentadu lichen
- Macromantis
hyalina
- Mantis
religiosa - belalang sentadu Eropa
- Miomantis caffra - belalang sentadu Afrika Selatan
- Miomantis
paykullii - belalang
sentadu Mesir
- Miomantis
abyssinica - belalang
sentadu Mesir
- Odontomantis sp. - belalang sentadu semut
- Oligonicella
scudderi - belalang
sentadu Scudder
- Orthodera
novaezealandiae
- belalang sentadu Selandia Baru
- Otomantis sp. - belalang sentadu petinju
- Oxyopsis
gracilis - belalang
sentadu Peru
- Oxyopsis
peruviana - belalang
sentadu Peru
- Oxyothespis
dumonti
- Paramantis
prasina
- Parasphendale
agrionina - Bud-winged
mantis
- Parasphendale
affinis - Afrika banded
mantis
- Paratoxodera
cornicollis - belalang
sentadu tongkat raksasa Malaysia
- Phyllocrania
paradoxa - belalang
sentadu hantu
- Phyllovates
chlorophaea
- Plistospilota
guineensis
- Polyspilota
aeruginosa
- Popa
spurca - belalang
sentadu ranting
- Pseudocreobotra
ocellata - belalang
sentadu bunga berduri
- Pseudocreobotra
wahlbergii - belalang
sentadu bunga berduri
- Pseudovates
arizonae - belalang
sentadu bertanduk tunggal Arizona
- Rhombodera
basalis - belalang
sentadu perisai raksasa Malaysia
- Rhombodera
extensicollis - belalang
sentadu perisai raksasa
- Rhombodera
megaera - belalang
sentadu perisai raksasa
- Rivetina
baetica - belalang
sentadu darat
- Sphodromantis
balachowskyi - belalang
sentadu Afrika
- Sphodromantis
chud - belalang
sentadu Afrika
- Sphodromantis
lineola - belalang
sentadu Afrika
- Sphodromantis
rubrostigma - belalang
sentadu Afrika
- Sphodromantis
centralis - belalang
sentadu Afrika
- Sphodromantis
viridis - belalang
sentadu Afrika atau belalang sentadu hijau
- Sphodromantis
gastrica - belalang
sentadu Afrika
- Stagmatoptera
hyaloptera
- Stagmomantis
californica - belalang
sentadu California
- Stagmomantis
carolina - belalang sentadu Carolina
- Stagmomantis
limbata - belalang
sentadu bertepi
- Stagmomantis
floridensis - belalang
sentadu Florida
- Sibylla
pretiosa
- Tamolanica
tamolana
- Tarachodes
afzelii
- Tarachodula
pantherina
- Theopropus
elegans - belalang
sentadu yang anggun
- Tisma
freyi
- Taumantis
sigiana - belalang
sentadu hijau jeruk nipis
- Tenodera
australasiae
- Tenodera
angustipennis - belalang
sentadu bersayap sempit
- Tenodera
sinensis - Belalang sentadu Tiongkok
- Toxodera
denticulata - belalang
sentadu tongkat raksasa Malaysia
- Yersiniops
sophronicum - belalang
sentadu tanah Yersin
- Yersiniops
solitarium - belalang
sentadu tanah bertanduk
- Zoolea
lobipes
C.
Klasifikasi
Mantis Religiosa (Belalang Sembah)
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : orthoptera
Family : mantisadeae
Genus : mantis
Spesies : mantis religiosa
D. Morfologi Mantis Religiosa (Belalang Sembah)
Mantis religiosa (belalang sembah)
memiliki ukuran tubuh dari medium sampai besar, bersifat hemimetabola, mulutnya
tipe pengunyah, memiliki dua pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan seperti
kertas dari kulit yang disebut tegumina. Sayap belakang berupa membran dan
dilipat seperti kipas dan terletak di bawah sayap depan. Tubuhnya juga
terbungkus oleh eksoskleton yang melindungi sistem organ yang lunak sebelah
dalam. eksoskeleton merupakan kuikula yang tersusun dari kitin dan terbagi atas segmen - segmen.
Ø Digestori Mantis religiosa (belalang sembah)
Saluran pencernaan makanan terdiri atas
rongga mulut, esophagus,ventrikulus, gastric cueca, usus pada bagian akhir dan
berakhir di anus. Makanan akan ditangkap dengan kaki muka kemudian dibawa ke
mulut untuk di potong - potong oleh mandibula dan maxillae.
Ø Respiratoria Mantis religiosa (belalang sembah)
Organ pernapasan Mantis religiosa
(belalang sembah) berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap
ruas. Sebagian larva bernapas dengan insang trakeal pada bagian perutnya.
Ø Nervosum Mantis religiosa (belalang sembah)
Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga
tali dengan ganglion otak atau ganglion supra esophragus. Pada kepala tersusun
atas 3 ganglion yang bersatu.
Ø Reproduksi Mantis religiosa (belalang sembah)
Alat kelamin terpisah, tanda kelamin
sekunder dapat dikenal pada bagian abdomen, alat kelamin pada jantan terdiri
dari sepasang testis, sedangkan pada hewan betina terdiri atas sepasang ovari
yang tersusun oleh saluran pita telur atau pita ovarium yang menghasilkan
telur.
Sistem
Organ
|
Keterangan
|
Sistem pernapasan
|
Organ
pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap
ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya.
|
Sistem pencernaan makanan
|
Sistem
pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terjadi di mulut,
kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus
(dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di
lambung kelenjar.
|
Sistem peredaran darah
|
Tipe
sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh
balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut
oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
|
Sistem syaraf
|
Sistem
syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa :a. mata
faset (majemuk)b. antenac. alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan
Hemiptera) dan alat pendengar.
d.
alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang)
|
Sistem ekskresi
|
Pengeluaran
zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
|
Sistem reproduksi
|
Insecta
kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Partenogenesis
ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah.
Sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di
tubuh larva, misalnya Diptera.Dalam perkembangan menuju dewasa, Insecta
mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa
yang disebut metamorfosis. Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur
pleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.
|
Sistem Pernafasan
Sistem Pencernaan
Contoh Daur Hidup Belalang
E.
Sistem Ekresi Belalang
Saluran ekskresi belalang adalah
sebuah tubula atau badan Malpighi. Badan
malpighi terletak didalah homosol dan tergenang dalam darah, berbentuk seperti
tabung yang memanjang. Ujungnya melekat pada homosol dan sisi lainnya terletak
mendekati hemofilimfa. Hemolimfa merupakan sebutan darah pada sistem peredaran avertebrata.
Hasil ekskresi dari belalang berupa
kristal yang disebut asam urat. Kristal ini terbentuk dari hasil limbah
nitrogen yang sudah tidak terpakai lagi. Kristal yang tak berguna ini akan
dibuang lewat anus.
Sedangkan garam-garam mineral, air dan
zat penting lainnya oleh hemolimfa akan diedarkan ke seluruh tubuh belalang.
F.
Metamorfosis
Metamorfosis
pada insekta dibedakan menjadi dua yaitu :
1).Metamorfosis
tidak sempurna (Hemimetabola)
Metamorfosis tidak sempurna, melalui tahap telur yang
menetas menjadi nimfa,kemudian tumbuh dan berkembang menjadi imago (hewan
dewasa).
Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa
tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan
mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting hewan itu
kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Contoh insekta yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna Misalnya : Jangkrik, Belalang, Kecoa
2).Metamorfosis
sempurna (Homometabola)
Metamorfosis sempurna adalah perkembangan insekta melului
tahap telur–larva–pupa–imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva dan
larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago.
Larva adalah ulat yang tumbuh dan khusus untuk makan
serta mengalami molting beberapa kali, kemudian larva membungkus dirinya
sendiri dalam kepompong dan menjadi pupa.tahapan larva sangat berbeda sekali
dengan tahapan dewasa.
Pupa merupakan tahap dimana jaringan larva mengalami
pembelahan dan deferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap
larva menjadi organ tubuh seperti kaki, sayap, antena, organ reproduksi dan
organ lain dari insekata. Akhirnya imago (hewan dewasa) keluar dari kepompong.
Contoh insekta yang mengalami metamorfosis sempurna misalnya: kupu-kupu,
Nyamuk, lebah madu.
G. Perkembangbiakan
Pertama-tama
yang harus diperhatikan adalah perbedaan jantan dan betina. Belalang sembah
jantan umumnya lebih kurus dan mempunyai lebih banyak segmen di perutnya,
sedangkan yang betina lebih gemuk dan mempunyai lebih sedikit segmen di
perutnya. Setelah mereka melakukan perkawinan, pisahkan sang jantan, karena si
betina dalam keadaan “sangat lapar”, ia bisa menghabiskan hingga 15 ekor
jangkrik sehari selama dalam masamemproduksi telur. Beberapa hari kemudian, si
betina menyemprotkan cairan yang berisi telur, cairan tersebut mengeras sangat
cepat untuk melindungi telur yang ada didalamnya. Belalang-belalang muda dapat
diberi ulat sebagai pakan.
Ø Keuntungan kanibalisme seksual
Para ahli mengemukakan tiga pendapat
tentang keuntungan kanibalisme seksual, yaitu (1) menyediakan sumber pakan
(dari tubuh belalang jantan), (2) mengurangi pesaing dalam hal mendapatkan
pakan bagi belalang betina (dalam hal ini, belalang jantan dianggap sebagai
pesaing), dan (3) mengoptimalkan proses transfer sperma kepada belalang betina.
Penelitian menunjukkan bahwa belalang
betina yang kelaparan akan mempunyai kecenderungan memangsa pasangannya lebih
tinggi. Hal ini menunjukkan, bahwa sebenarnya kanibalisme pada belalang mantid
bisa saja diterjemahkan sebagai pemenuhan kebutuhan akan nutrisi yang
dibutuhkan sebagai persiapan untuk pembentukan telur (baca, keturunan) dan
sekaligus energi untuk mencari tempat dan meletakkan telur-telurnya. Sebagai
tambahan, belalang jantan adalah sumber pakan yang paling dekat, sehingga
energi yang biasanya digunakan untuk berburu/ mendapatkan mangsa dapat dihemat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada sekitar 2.300 spesies dalam ordo
Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa
spesies hidup di iklim sedang, seperti di utara Amerika Serikat,
Eropa Tengah,
dan Siberia.
Belalang sentadu tergolong keluarga Mantidae.
Belalang sentadu adalah salah satu
dari segelintir serangga yang dapat memutar kepalanya. Beberapa teks merujuk
kepada belalang
sentadu Eropa (Mantis
religiosa) sebagai belalang sentadu yang paling umum di negara-negara di Eropa. Ischnomantis gigas adalah
belalang sentadu terbesar dengan panjang 17 cm untuk yang betina, dan ditemukan
di daerah Sahel di
Afrika. Belalang sentadu terkecil adalah Bolbe pygmaea, yang hanya 1cm
panjangnya pada usia dewasa.
Seekor belalang sentadu betina yang
hamil akan menghasilkan massa busa yang besar, yang disebut ootheca (jamak:oothecae). Ootheca ini
dapat memuat hingga 300 butir telur, yang semuanya dilindungi dalam
kantung busa. Oothecae ini dihasilkan pada musim gugur —dan sesudah itu
belalang sentadu dewasa mati— dan menetas dalam waktu hingga lima bulan.[1]
Sebagian spesies menetas dalam interval kecil, dan proses penetasan dapat
berlangsung hingga lima minggu ketika sebelum larva muncul sepenuhnya. Belalang betina
yang bunting tidak hanya memproduksi oothecae, tetapi juga oothecae yang tidak
subur oleh belalang betina yang belum dikawini. Kadang-kadang satu atau dua
larva menetas, tetapi hal ini jarang sekali terjadi. Beberapa spesies, seperti
misalnya Brunneria borealis, menghasilkan oothecae melalui partenogenesis.
Dalam keadaan ini, belalang jantan tidak dibutuhkan untuk menghasilkan ootheca
yang subur; namun, semua belalang yang dihasilkan dari proses ini adalah
betina.
Di AS, spesies belalang sentadu
pertama kali diperkenalkan dari Eropa dan Tiongkok sekitar tahun 1900 sebagai
predator kebun dalam usaha untuk mengendalikan hama. Belalang sentadu Carolina adalah serangga resmi negara bagian South Carolina,
dan belalang
sentadu Eropa adalah
serangga resmi negara bagian Connecticut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Barry, K.L., G.I. Holwell, & M.E. Herberstein.
2008. Female praying mantids use sexual cannibalism as a foraging strategy to
increase fecundity. Behavioral Ecology 19: 710-715.
·
Battiston, R., 2008. Mating behavior of the mantid
Ameles decolor (Insecta, Mantodea): Courtship and cannibalism. Journal of
Orthoptera Research 17: 29-33.
·
Birkhead, T.R., K.E. Lee, & P. Young. 1988.
Sexual cannibalism in the praying mantis Hierodula membranacea. Behaviour 106:
112-118.
·
Bushkirk, R.E., C. Frohlich, & K.G. Ross. 1984.
The natural selection of sexual cannibalism. The American Naturalist 123:
612-625.
·
Maxwell, M.R., K.M. Gallego, & K.L. Barry.
2010. Effects of female feeding regime in a sexually cannibalistic mantid:
fecundity, cannibalism, and male response in Stagmomantis limbata (Mantodea).
Ecological Entomology 35: 775-787.
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttp://belalangsss.dinstudio.com/14/1/home/
.