IPA DAN SAINS
BAB I
Secara sederhana sumber belajar
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber belajar
untuk mempelajari IPA. Sumber belajar berbeda dengan media belajar. Media
pembelajaran adalah segala jenis sarana yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Media pembelajaran merupakan hal alat yang digunakan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar
sehingga pemanfaatnya mengacu pada tujuan, materi, pendekatan, dan metode
pembelajaran. Media pelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Charta,
model, benda asli, over head projector (OHP), dan multimedia adalah beberapa
contoh media pembelajaran yang banyak digunakan dalam pelajaran IPA. Manusia
(narasumber), bahan pengajaran, situasi belajar (lingkungan), alat dan
perlengkapan belajar, aktivitas (teknik), dan pesan merupakan sumber-sumber
belajar yang tidak termasuk media pembelajaran. Dengan demikian sumber belajar
sifatnya lebih luas dibandingkan dengan media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan Pengertian IPA dan
Hakikat Pembelajaran IPA
b. Menjelaskan Pengertian Sumber
Belajar serta Macam-macamnya
c. Menjelaskan Bentuk-bentuk Sumber
Pembelajaran
d. Menjelaskan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sumber Belajar
e. Menjelaskan Sumber Belajar dalam
Pembelajaran
f. Menjelaskan Pendekatan Belajar
Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)
Dahulu saat ini , dan saat yang akan
datang IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan sangat
penting dan alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita
sangat tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala
yang terjadi di alam.
IPA merupakan rumpuan ilmu, memiliki
karekteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual(factual), baik
berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan
hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini
antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu
sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat
ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai,
dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas
(Kemendiknas, 2011). Definisi adalah salah satu definisi IPA dan bersifat
sederhana.
Berikut beberapa definisi yang senada (Subianto, 1988)
a. Suatu cabang pengetahuan yang
menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukan
berlakunya hukum-hukum umum.
b. Pengetahuan yang didapatkan dengan
jalan stadi dan praktek.
c. Suatu cabang ilmu yang bersangkut
paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya
hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
Oleh karena itu, peserta didik dapat
menemukan banyak definisi dari berbagai sumber. Salah satu definisi yang
lengkap diberikan oleh Gagne (2010), science should be viewed as a way
of thinking in the pursuit of understanding nature, as a way of investigating
claims about phenomena, and as a body of knowledge that has resulted from
inquiry. (IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian
tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gelaja
alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri).
Carin dan Sund (1993) mendenifisikan
IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur
utama, yaitu:
a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin
tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open
ended.
b. Proses: Proses pemecahan masalah
pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode
ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa
fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d. Aplikasi: Penerapan metode ilmiah
dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA
keempat unsur itu diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat
mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya
untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan
langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA sering kali disamakan
dengan the way of thinking.
Pembelajaran IPA dapat digambarkan
sebagai suatu sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA,
sebagaimana sistem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan pembelajaran,
proses pembelajaran, dan keluaran pembelajaran.
Pembelajaran IPA adalah interaksi
antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama
guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA
terdiri dari atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Proses pembelajaran IPA harus
memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. IPA
sebagai integrative science atau IPA terpadu telah diberikan
di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pembelajaran IPA Terpadu dan secara terpisah
di SMA/MA sebagai mata pembelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta Bumi dan
Antariksa.
Seorang guru/atau dosen IPA wajib
memiliki empat kompetensi sebagaimana telah diterapkan dalam Undang-Undang Guru
dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005) dan Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19
Tahun 2005). Kompetensi tersebut ialah:
1. Kompetensi pedagogik, yaitu
kemampuan melaksankan proses pembelajaran IPA.
2. Kompetensi profesional, yaitu
kemampuan menguasai materi IPA.
3. Kompetensi kepribadian, yaitu
kemampuan menjadi teladan bagi peserta didik dan sejawat, atasan, dan bawahan.
4. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan
hidup bermasyarakat di sekolah maupun di luar sekolah.
Terdapat beberapa pengertian
mengenai sumber belajar yang ditemukan oleh para praktisi pendidikan, yaitu
sebagai berikut:
a. Sumber belajar adalah sekumpulan
bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja atau dibuat agar memungkinkan
siswa belajar sendiri dan secara individual (Percial&Ellington, 1988).
b. Semua sumber yang dapat digunakan
oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan
fasilitas belajar (AECT, 1986).
Dari pengertian tersebut, maka
maksud dari sumber belajar meliputi segala sesuatu yang digunakan untuk
memfasilitasi belajar. Sumber belajar tersebut meliputi pesan,
manusia, atau bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan yang dipergunakan secara
sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak
belajar (AECT, 1997). Selanjutnya, menurut AECT sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Sumber belajar yang direncanakan (by
design): semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai
“komponen” sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah
dan bersifat formal.
b. Sumber belajar karena dimanfaatkan
(by utilization): sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk
keperluan belajar.
Zainuddin HRL dan kawan-kawan
(1985), menjelaskan mengenai jenis-jenis sumber belajar sebagai berikut.
a. Manusia (narasumber), salah satu
sumber belajar adalah orang atau masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan
belajar mengajar seperti guru, konseler, administrator pendidikan, tutor, dan
sebagainya. Untuk kepentingan pelajaran IPA guru bisa mengundang orang-orang
yang memiliki keahlian tersebut ke sekolah atau mengajak siswa mengunjungi
tempat kerja orang-orang tersebut ke sekolah atau mendapatkan penjelasan
langsung dari mereka. Misalnya, pada saat membahas tentang organ tubuh manusia
guru bisa mengundang dokter atau tenaga medis.
b. Bahan pengajaran, biasanya bahan ini
berisi pesan. Bahan yang direncanakan sebagai sumber belajar dinamakan media
pengajaran yang meliputi bahan cetak, film strip, slide, dan sebagainya yang
biasanya kombinasi dari semua sumber yang ada. Film adalah bentuk rekaman
gambar-gambar yang bergerak yang disertai dengan suara manusia atau suara
lainnya yang releven dengan gambar yang disajikan terkait dengan topic
pembelajaran IPA tertentu.
c. Situasi belajar (lingkungan), yang
dimaksud dengan situasi belajar (lingkungan) ialah tempat dan lingkungan
belajar. Situasi dan lingkungan yang terutama sebagai sumber belajar adalah
gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah dan sebagainya.
Misalnya, pembelajaran IPA dapat dilakukan diluar kelas (out door
education) dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menanami kebun sekolah jika ada, dan
jika sekolah tidak mempunyai kebun dapat dibuat dengan penanaman bertingkat
(vertikultur). Dengan adanya kebun sekolah, siswa mampu mengaplikasikan segala
materi pelajaran bersama alat peraga langsung yang berasal dari alam sebagai
media pembelajaran.
d. Alat dan perlengakapan belajar,
dapat diartikan sebagai alat dan perlengkapan untuk produksi, pameran,
peragaan, simulasi, dan sebagainya. Misalnya, sumber belajar yang digunakan
dalam pelajaran IPA adalah patung torso.
e. Aktivitas (teknik), diartikan
sebagai sumber belajar yang selaras dengan sumber belajar lainnya. Aktifitas
yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak
merupakan teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar. Misalnya,
teknik tanya jawab menggunakan sejumlah pertanyaan yang harus di jawab oleh
para siswa.
f. Pesan adalah ajaran atau informasi
yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, politik,
ekonomi, IPA atau ilmu fisika, kesehatan, keterampilan, dan lain-lain.
Maksud dari sumber belajar adalah
bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu guru maupun peserta
didik dalam upaya mencapai tujuan. Adapaun bentuk-bentuk sumber belajar, yaitu
sebagai berikut.
a. Bahan-bahan tercetak dapat digunakan
untuk menunjang pemahaman terhadap apa yang dipelajari meliputi:
1.
Manual,
yakni buku petunjuk untuk melakukan sesuatu kegiatan.
2.
Buku
kerja, yakni buku yang digunakan untuk latihan dalam upaya meningkatkan
kemampuan dan kecakapan hasil belajar.
3.
Buku-buku
acuan, yakni buku atau bahan bacaan yang menjadi acuan atau rujukan bahan yang
dipelajari.
4.
Buku-buku
teks, yakni buku yang menjadi pegangan dasar dalam belajar.
5.
Modul,
yakni perangkat lunak dalam belajar perseorangan yang memungkinkan setiap siswa
untuk belajar secara mandiri.
b. Alat bantu pandang-dengar, dapat
digunakan dalam pengajaran. Keragaman setiap jenis alat memiliki tingkat
keefektifan sendiri-sendiri. Penggunaan untuk meningkatkan keefektifan belajar
bergantung pada jenis dan kemampuan menggunakannya. Konsep tentang kemanfaatan
alat bantu pandang-dengar didasarkan atas konsep tentang perolehan pengalaman
seseorang melalui media (perantara) yang digunakan.
Penggunaan
sumber belajar dan alat-alat pelajaran tertentu untuk membantu kegiatan belajar
seharusnya disesuaikan dengan isi bahan pelajaran dan tujuan yang hendak
dicapai. Di samping kesesuaian tersebut, faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
a. Waktu yang tersedia dan diperlukan
untuk belajar menggunakan sumber belajar dan alat-alat tersebut. Jika
penggunaannya memerlukan waktu yang tidak sesuai dengan waktu yang tersedia
dapat menggunakan keberhasilan belajar. Oleh karena itu, perlu dipilih sumber
belajar dan alat yang dapat membangun kegiatan belajar, tetapi waktu yang
diperlukan untuk menggunakannya sesuai dengan waktu yang tersedia.
b. Kecakapan guru maupun siswa
menggunakan sumber dan alat. Setiap bentuk sumber dan alat menuntut kecakapan
dan bermanfaat untuk membantu kegiatan belajar, bila yang menggunakannya
mempunyai kecakapan atau kemampuan.
c. Dana yang tersedia untuk pengadaan
sumber dan alat pelajaran yang diperlukan. Pada umumnya masalah dana memberi
pengaruh pengadaan sumber bahan dan alat-alat pelajaran yang diperlukan.
Kreativitas guru sering dapat mengatasi masalah pengadaan sumber dan alat,
meskipun pengadaan itu bersifat sederhana.
Manfaat sumber belajar adalah untuk
memfasilitasi kegiatan belajar agar menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh
karena itu, secara rinci manfaat dari sumber belajar itu adalah sebagai
berikut,
a. Dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih konkret dan langsung, misalnya pergi berdarmawisata ke
pabrik-pabrik, ke pelabuhan, dan lain-lain.
b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak
mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung, misalnya model,
denah, foto, film, dan lain-lain.
c. Dapat menambah dan memperluas
cakrawala sains yang ada di dalam kelas, misalnya buku teks, foto film, nara
sumber, dan lain-lain.
d. Dapat memberikan informasi yang
akurat dan terbaru, misalnya buku teks, buku bacaan, majalah, dan lain-lain.
e. Dapat membantu memecahkan masalah
pendidikan baik makro maupun dalam lingkup mikro, misalnya penggunaan modul
untuk Universitas Terbuka dan belajar jarak jauh (makro), simulasi, pengaturan
lingkungan yang menarik, penggunaan OHP, dan film (mikro).
f. Dapat memberikan motivasi positif,
lebih-lebih bila diatur dan dirancang secara tepat.
g. Dapat merangsang untuk berpikir
lebih kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk
berkembang lebih jauh, misalnya dengan membaca buku teks, buku bacaan, melihat
film, dan lain sebaginya yang dapat merangsang pemakai untuk berpikir,
menganalisa, dan berkembang lebih lanjut.
Untuk memperoleh manfaat yang lebih
maksimal, maka kita harus mengetahui ciri-ciri dari sumber belajar tersebut.
Adapaun ciri-ciri dari sumber belajar adalah sebagai berikut.
a. Mempunyai daya atau kekuatan yang
dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran. Jadi
walaupun ada sesuatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan,
sesuai dengan tujuan pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak dapat disebut
sumber belajar. Misalnya, ada seorang ahli dalam bidang elektronika, maka ahli
dalam bidang kesehatan tersebut bukan sumber belajar, karena dia tidak dapat
memberi daya yang kita perlukan.
b. Sumber belajar dapat merubah tingkah
laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar
membuat seseorang berbuat negatif, maka sumber belajar tersebut tidak dapat
disebut sebagai sumber belajar.
c. Sumber belajar dapat dipergunakan
secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga dapat dipergunakan secara
kombinasi (gabungan).
d. Sumber belajar dibedakan menjadi
dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by designed), dan
sumber belajar yang tinggal pakai (by utilization). Sumber
belajar yang dirancang adalah adalah sesuatu yang memang dari semula dirancang
untuk keperluan belajar, sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai adalah
sesuatu yang mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar, tetapi
kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. Ciri utama sumber belajar yang
tinggal pakai adalah tidak terorganisir dalam bentuk isi yang sistematis, tidak
memiliki tujuan pembelajaran yang eksplisit, hanya dipergunakan tujuan tertentu
dan bersifat insidental, dan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan
pembelajaran yang releven dengan sumber belajar tersebut.
Selain memiliki ciri-ciri seperti di
atas, terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar: faktor
perkembangan teknolgi, faktor nilai budaya setempat, faktor ekonomi, dan faktor
pemakai. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
memilih sumber belajar adalah seperti berikut.
1. Tujuan yang ingin dicapai
Masing-masing sumber belajar
memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya, terdapat sejumlah tujuan yang
ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar. Apakah sumber
belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan
pengajaran, untuk keperluan penelitian, atau memecahkan masalah?
2. Ekonomis
Ekonomis apabila dapat digunakan
oleh banyak orang, dalam kurun waktu yang relatif lama, serta pesan yang
terkandung lebih dapat dipertanggungjawabkan kadar ilmiahnya, seperti
penayangan program kuliah jarak jauh melalui sumber belajat TV, dengan
menampilkan seorang pakar yang representatif.
3. Praktis dan sederhana
Sumber belajar yang praktis dan
sederhana, yang tidak memerlukan peralatan dan perawatan khusus tidak sulit
dicari, tidak mahal harganya, dan tidak memerlukan tenaga terampil yang khusus,
adalah sumber belajar yang harus mendapatkan prioritas utama dan pertama.
4. Mudah didapat
Sumber belajar yang tidak baik
adalah yang ada di sekitar kita dan mudah didapat. Kita tidak perlu membeli
produk luar negeri atau memproduksi sendiri. Bila di sekitar kita atelah
tersedia dan tinggal menggunakan, maka hal yang penting adalah sesuaikan sumber
belajar tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Fleksibel atau luwes
Sumber belajar yang baik harus dapat
dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi. Semakin fleksibel, maka akan
semakin mendapat prioritas untuk dipilih.
Belajar berbasis aneka sumber
mencakup berbagai cara dan sarana. Dalam pendekatan ini, siswa dapat belajar
dengan berbagaicara, mulai dari bantuan guru sampai belajar secara mandiri
(Brown&Smith, 1996). BEBAS juga merupakan suatu sistem belajar yang
berorientasi pada siswa dengan menggunakan bahan-bahan belajar mandiri atau
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran (Ellington & Harris, 1986).
BEBAS adalah pendekatan belajar yang berorientasi pada siswa dengan menggunakan
sumber belajar manusiawi dan non-manusiawi secara optimal (Percival &
Ellington, 1988).
Belajar berbasis aneka sumber
terkait dengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran, di antaranya: open
learning, distance learning, flexible learning, learning resources, dan
resources based. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Dorrell (1993),
sebagai berikut.
a. Open learning adalah prinsip belajar terbuka
untuk semua orang. Dengan kata lain, tidak ada prakualifikasi seperti batas
usia, status sosial, ekonomi, dan lain-lain. Pemelajar dapat memilih di mana,
kapan, bagaimana, mereka akan belajar serta bebas dari segala interupsi.
b. Distance learning, pendidikan jarak jauh adalah
sistem atau proses yang langsung menghubungkan pembelajar dengan sumber-sumber
yang jauh. Bahan-bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan dengan
pendidikan terbuka.
c. Flexible learning adalah jenis belajar yang
dapat menggunakan berbagai sumber dalam semua bentuk. Belajar flexible dapat
dipakai untuk segala pola yang menggunakan sumber belajar.
d. Learning resources adalah sumber belajar,
termasuk di dalamnya bahan-bahan pembelajaran seperti video, buku, kaset, audio
CBT, IV, dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media.
e. Resource based learning adalah belajar berbasis aneka
sumber (BEBAS), yaitu suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa yang
menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya. Penerapan bebas secara
luas juga dapat dikaitkan dengan jenis sistem pendidikan terbuka, jarak jauh, belajar
fleksibel yang menggunakan aneka sumber.
Mengapa belajar berbasis aneka
sumber sangat diperlukan dan mutlak diterapkan dalam pendiidkan maupun
pembelajaran masa kini? Hal ini dikarenakan adanya perubahan paradigma
pendidikan, yaitu dari pendidikan yang berfokus pada penguasaan isi mata
pelajaran bergeser kepada pendidikan yang difokuskan pada pengalaman belajar
yang berorientasi pada pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi
dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya, segingga dituntut kemampuan siswa
untuk menyeleksi dan memanfaatkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan
belajar secara optimal. Begitu pula dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi
dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut penggunaan berbagai
sumber belajar, agar dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Sesuai uraian di atas, pada
prinsipnya terdapat tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses
perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Belajar aneka sumber memungkinkan
setiap belajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang
dimilikinya. Contoh, pemelajaran dapat mendengarkan rekaman audio dalam belajar
bahasa asing atau memanfaatkan program televisi yang bernuansa pendidikan dan
pembelajaran untuk mendukung proses belajar.
b. Kesempatan belajar yang dimiliki.
Dengan kesempatan tersebut, seorang pembelajar dapat mengatur waktu belajarnya,
kapan ingin melakukan kegiatan belajar, pagi hari, malam hari atau pun saat
gairah untuk belajar datang.
c. Kemampuan atau motivasi untuk
belajar. Kemampuan ini dapat meningkatkan taraf hidup sampai dengan keinginan
untuk aktualisasi diri, dapat pula berupa motivai eksternal, seperti dorongan
dari teman dan lain-lain. Hal ini akan sangat mempengaruhi proses belajar
siswa. Tanpa motivasi yang tinggi, prestasi belajar akan sulit di capai walau
tersedia berbagai sumber belajar.
Belajar berbasis aneka sumber
memiliki manfat, antara lain sebagai berikut.
a. Memupuk bakat yang terpendam.
Pengembangan keinginan untuk mengembangkan diri setelah tamat pendidikan formal
adalah bentuk pendidikan sepanjang hayat.
b. Mengusahakan sumber-sumber belajar
yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang tahun dan dapat menyimbangkan
antara keterampilan dan pengetahuan.
c. Seorang dapat belajar sesuai dengan
kondisi tanpa merasa cemas dan merasakan suasana persaingan.
Adapun
implementasi belajar berbasis aneka sumber, antara lain sebagai berikut.
a. Proses pendidikan berpusat pada siswa
atau mahasiswa. Siswa pada dasarnya memiliki dua segi mental, yaitu IQ dan
dimensi emosional. Dalam pendekatan ini, guru sebagai pembimbing melatih,
memotivasi, memfasilitasi agar siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pengajaran melibatkan siswa untuk aktif dalam setiap proses
pembelajaran. Keseluruhan proses ini akan mengembangkan kemampuan anak didik
yang tidak hanya terfokus pada isi materi.
b. Teknologi pendidikan harus terlebih
dahulu digerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan abad 21, terkait
dengan peranan institusi pendidikan “elektronik” dengan semakin majunya
teknologi. Visi tersebut harus memperhatikan potensi teknologi, dan apa yang
dapat dilakukan oleh teknologi dunia pendidikan dan pelatihan. Dampak sosial
dan pendidikan dari bertemunya media dan teknologi dengan kecepatan tinggi,
akan menjadi revolusioner, dan sangat menantang bagi institusi-institusi
pendidikan yang sudah mapan.
c. Prinsip pedagogik dan desain
antarbudaya serta sumber pembelajaran untuk siswa merupakan perhatian utama di
seluruh dunia, karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang dipenuhi
melalui worl wide web (www). World wibe web mempunyai
kapasitas atau pemirsa yang luas, bila dimanfaatkan sebagai sumber belajar,
maka perlu memperhatikan prinsip pedagogi. Tujuan pembelajaran on-line adalah
menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum fleksibel, dapat menyesuaikan diri dan
relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang, sehingga aspek pedagogis
bersifat mendukung kebutuhan antarbudaya.
Untuk dapat menerapkan belajar
berbasis aneka sumber di sekolah-sekolah, diperlukan upaya yang serius dari
pihak pendidik. Pendidik sendiri harus melakukan dan membiasakan diri untuk
memanfaatkan aneka sumber, sehingga akan memudahkan bagi menentukan strategi
yang tepat dalam memanfaatkan aneka sumber yang memungkinkan terjadinya
pencapaian kompetensi yang diharapkan. Jika dalam sistem pendidikan, peserta
didik tidak dipersiapkan untuk dapat memberi makna terhadap informasi, serta
menciptakannya menjadi pengetahuan, kemudian menggunakan serta mengevaluasi
pengetahuan yang diciptakan orang lain, maka mereka akan menjadi selalu
tertinggal. Lebih jauh, Bardiman dan Franspotter yang juga dikutip Evans dan
Nations (2000) menjelaskan, bahwa di masa depan akan ada penekanan pada
pentingnya kemampuan-kemampuan berikut ini.
1. Kemampuan belajar dan terus belajar
secara bebas dan mandiri.
2. Kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain.
3. Kemampuan bekerjasama dengan orang
lain.
4. Kemampuan bekerjasama dengan orang
lain dalam kelompok.
5. Kemampuan memperlihatkan kepekaan
sosial.
6. Kemampuan menerima tanggungjawab
kemasyarakatan.
A. Kesimpulan
Sumber belajar adalah sekumpulan
bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan
siswa belajar sendiri secara individual (Percival & Ellington, 1988).
Sumber belajar meliputi manusia (narasumber), bahan pengajaran, situasi belajar
(lingkungan), alat dan perlengkapan belajar, aktivitas (teknik), dan pesan.
Gambaran yang rinci tentang macam-macam sumber belajar IPA adalah sebagai berikut
,
1. Manusia (narasumber), salah satu
sumber belajar adalah orang atau masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan
belajar mengajar seperti guru, konseler, administrator pendidikan, tutor, dan
sebagainya. Untuk kepentingan pelajaran IPA guru bisa mengundang orang-orang
yang memiliki keahlian tersebut ke sekolah atau mengajak siswa mengunjungi
tempat kerja orang-orang tersebut ke sekolah atau mendapatkan penjelasan
langsung dari mereka.
2. Bahan pengajaran, biasanya bahan ini
berisi pesan. Bahan yang direncanakan sebagai sumber belajar dinamakan media
pengajaran yang meliputi bahan cetak, film strip dan sebagainya yang
biasanya kombinasi dari semua sumber yang ada.
3. Situasi belajar (lingkungan), yang
dimaksud dengan situasi belajar (lingkungan) ialah tempat dan lingkungan
belajar. Situasi dan lingkungan yang terutama sebagai sumber belajar adalah
gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah dan sebagainya.
Misalnya, pembelajaran IPA dapat dilakukan diluar kelas (out door education)
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
4. Alat dan perlengakapan belajar,
dapat diartikan sebagai alat dan perlengkapan untuk produksi, pameran,
peragaan, simulasi, dan sebagainya. Misalnya, sumber belajar yang digunakan
dalam pelajaran IPA adalah patung torso.
5. Aktivitas (teknik), diartikan
sebagai sumber belajar yang selaras dengan sumber belajar lainnya. Aktifitas
yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak
merupakan teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar.
6. Pesan adalah ajaran atau informasi
yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, politik,
ekonomi, IPA atau ilmu fisika, kesehatan, keterampilan, dan lain-lain.
Sulistyowati, Eka. Dkk.
2013. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara
Siregar, Eveline. Dkk.
2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prihatin, Eka. 2008. Guru
sebagai Fasilitator. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada
Komentar
Posting Komentar