Dosa Besar dan Syirik

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman,“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang  besar. (QS. An-Nisaa’: 48)
B.     Macam-macam Syirik
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Ø  Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah. Syirik akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak nyata), yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-makhluk ghaib seperti setan, jin dan malaikat.
Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang menaati makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam lembah kemusyrikan. Firman Allah SWT:
Artinya: “…dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121).
Ø  Syirik Asghar (Syirik Kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni Allah jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku syirik asghar dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak segera bertaubat.
Contoh-contoh perbuatan syirik asghar antara lain:
·         Bersumpah dengan nama selain Allah
Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi).
·         Memakai azimat
Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung unsur meminta atau mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah.
Sabda rasulullah SAW:
Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad)
Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam yaitu:
1.          Syirku Al-‘Ilmi. Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka mengagungkan ilmu sebagai maha segalanya. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
2.          Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh pelakunya, menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya “perantara” itu mempunyai kekuasaan. Contohnya adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
3.          Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran terhadap berbagai bentuk kegiatan.
4.          Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan, dan sebagainya.
C.    Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain:
1.            Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
2.            Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
3.            Membuat manusia menjadi suci dan benar
4.            Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.
5.            Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
6.            Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.
7.            Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.
8.            Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.

D.    Pengertian dosa-dosa Besar
Dosa besar adalah perbuatan-perbuatan yang oleh al-Qur’an dan as-Sunah diancam dengan siksaan yang sangat berat. Ancaman siksaan yang berat itu ialah ancaman untuk dimasukkan neraka, memperoleh laknat dari Allah.
Ø  Macam-macam dosa besar
Artinya : “Dari Abi Hurairah Nabi Muhammad bersabda jauhilah kamu sekalian 7 perkara yang merusak, sahabat bertanya wahai Rasulullah dan itu apa, rasul menjawab : menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, memakan riba, makan harta bendanya anak yatim, berpaling pada hari pertempuran (lari), menyangka seorang perempuan mukmin berzina.”



Berdasarkan hadits diatas ada 7 macam dosa besar yang harus kita hindari, yaitu :
1)      Menyekutukan Allah, sebagaimana kita yakini Allah mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk-Nya, adalah suatu dosa besar jika kita menyekutukannya.
2)      Sihir, merupakan perbuatan yang merugikan orang lain dan lebih percaya kepada yang lain dari pada Allah.
3)      Membunuh orang karena menghilangkan hak seseorang untuk hidup kecuali jika kita membunuh dengan suatu alasan yang dibenarkan syarat
4)      Memakan riba, seseorang yang memakan riba ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya sekaligus merugikan orang lain
5)      Memakan harta benda anak yatim hal tersebut termasuk perbuatan yang dilaknat oleh Allah.
6)      Berpaling pada hari pertempuran, atau lari dari pertempuran, agama telah menganjurkan pada kita untuk berjihad, menjadi seorang syuhada.
7)      Menyangka seorang perempuan mukmin berzina.
Adapun dosa besar menurut hadits Anas adalah :
Dari Anas r.a Nabi Muhammad ditanya dari dosa-dosa besar, Nabi Muhammad menjawab menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh orang dengan tidak benar dan saksi yang palsu.
Dosa-dosa besar menurut hadits diatas adalah :
1) Syirik kepada Allah
Syirik yaitu menserikatkan Allah baik mengenai dzat-Nya, sifat-Nya dengan sesuatu atau makhluk-Nya, syirik yang demikian oleh para ulama disebut syirik akbar atau syirik iqtiqady, perbuatan syirik ini mempunyai daya mengeluarkan seseorang dari golongan pemeluk agama dan mengekalkannya di neraka, karena dosanya tidak memperoleh ampunan dari Allah.
Di samping syirik akbar disebut syirik ashghar atau amaly yaitu mengerjakan sesuatu amal bukan karena Allah, tetapi karena manusia, syirik ini tidak sampai mengeluarkan orang yang bersangkutan dari golongan agama.
Pembagian syirik yang lain adalah syirik jali, yaitu syirik secara terang-terangan, contohnya menyembah pohon, patung dan sebagainya, yang kedua yaitu syirik khofi atau syirik secara samar-samar yaitu meminta pertolongan kepada selain Allah, contohnya pergi ke dukun agar dekat jodohnya.
Adapun cara untuk menghindari perbuatan syirik diantaranya selalu berpedoman kepada ajaran al-Qur’an, menjauhi orang-orang yang berbuat syirik dan memupuk iman yang ada dihati.
2) Durhaka kepada orang tua
Yang dimaksud durhaka kepada orang tua adalah bermakiat kepada kedua orang tua, namun jika seorang anak enggan melaksanakan perintah kedua orang tuanya supaya menserikatkan Allah ia tidak mendurhakai kedua orang tuanya, walaupun pada lahirnya ia bermaksiat, sebab perintah kedua orang tuanya adalah perintah yang bertentangan dengan syariat.
3) Membunuh seseorang tanpa alasan yang dibenarkan
Allah menciptakan makhluk-Nya dengan segala hal dan kewajiban-Nya, termasuk hak untuk hidup, maka seseorang diharamkan untuk membunuh orang lain.
4) Saksi palsu
Islam mengajarkan kepada kita agar selalu bersifat jujur, karena dengan kejujuran itulah hidup kita akan tenang dan tentram, tidak dikejar-kejar rasa takut.


E.     Antara Syirik dan Dosa Besar
Mungkin sebagian orang terkadang merasa kaget dan terperanjat, bahkan bersedih hati jika melihat banyaknya para pezina dan peminum khamr, namun mereka tidak tersentuh ketika melihat banyaknya orang yang mencari berkah di kuburan serta mengalamatkan berbagai macam ibadah ke objek-objek syirik tersebut.
Padahal zina dan minum khamr (meski) melakukan perbuatan dosa besar, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sementara mengalamatkan sebuah ibadah kepada selain Allah adalah sirik yang membuat pelakunya mati kafir jika dia mati dalam keadaan melakukan perbuatan syirik tersebut. Oleh sebab itu, para ulama rabbani menjadikan pelajaran aqidah sebagai asas yang paling mendasar.
            Tersebutlah seorang syaikh yang telah menulis sebuah kitab yang menjelaskan tentang urgensi tauhid. Dia menjelaskannya kepada para muridnya dan terus mengulang-ulang pembahasannya. Suatu hari murid-muridnya berkata, “Wahai Syaikh, kami berharap Anda mau mengganti pelajaran yang Anda sampaikan kepada kami dengan materi-materi yang lain, seperti kisah, sirah, dan sejarah". Syaikh itu menanggapi, “Insya Allah akan saya pertimbangkan.”
Keesokan harinya dia keluar menemui murid-muridnya dengan wajah yang menyiratkan kesedihan dan beban pikiran. Merekapun bertanya tentang hal yang menyebabkan beliau bersedih. Dia menjawab, “Aku mendengar bahwa seorang warga kampung tetangga menempati rumah baru, dia merasa takut diganggu jin, lalu dia menyembelih seekor ayam jantan di ambang pintu untuk mendekatkan diri kepada jin, dan aku telah mengirim seseorang untuk mencari kebenaran berita tersebut.”

Ternyata para muridnya tidak bereaksi apapun mendengar berita tersebut. Mereka hanya berdoa memintakan hidayah bagi orang tersebut, dan mereka hanya terdiam. Keesokan harinya syaikh kembali menemui mereka, dan berkata: “Kami telah mendapatkan kejelasan berita tersebut, ternyata peristiwanya tidak seperti yang aku dengar. Lelaki tersebut tidak pernah menyembelih seekor ayam jantan untuk mendekatkan diri kepada jin, tapi yang dilakukannya adalah berzina dengan ibunya.”
Kontan mereka gempar dan marah. Mereka mencaci-memaki dan mengoceh banyak. Mereka berkata, “Perbuatannya harus digugat, dia harus dinasihati, dia harus dihukum.” Dan banyak lagi umpatan mereka. Kemudian syaikh berkata, “Sungguh aneh kalian ini. Begitukah reaksi kalian mengingkari orang yang terjerumus dalam satu perbuatan dosa besar padahal perbuatan itu tidak mengeluarkan nya dari Islam. Tapi kalian tidak mengingkari orang yang terjerumus dalam kemusyrikan, menyembelih untuk selain Allah Azza wa Jalla, dan mengalamatkan ibadah kepada selain Allah Azza wa Jalla?”
Murid-muridnya terdiam. Kemudian syaikh menunjuk salah seorang dari mereka sambil berkata, “Bangun dan ambilkan kitab tauhid, kita akan membahasnya dari awal !” Syirik adalah dosa yang paling besar. Allah Azza wa Jalla tidak mengampuni perbuatan syirik selamanya – selagi pelakunya tidak mau bertaubat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar.” (QS Luqman [31] : 13)
Dan surga diharamkan bagi para pelaku kemusyrikan. Kaum musyrikin akan kekal selamanya dalam neraka. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (QS Al-Ma’idah [5] : 72)
Dan barangsiapa berbuat syirik, maka kemusyrikannya akan menghancurkan semua ibadahnya, shalatnya, puasanya, hajinya, jihadnya dan sedekahnya.
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az-Zumar [39] : 65)
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan :
1.      Menurut Abu Hurairah dosa-dosa besar itu ada 7 macam
2.      Menurut Anas dosa besar itu ada 4 macam
3.      Kita dianjurkan untuk senantiasa beristighfar dan mengingat Allah
4.      Allah gembira terhadap hamba-Nya yang bertaubat
5.      Allah menerima taubat seorang hamba selagi ia belum sekarat.

B.     Saran
Manusia akan sulit untuk terhindar dari dosa kecil sekalipun sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah segera memohon ampun.











DAFTAR PUSTAKA
Faturrahman, Drs., Haditsun Nabawi, Menara Kudus, 1966.
Zuhri, Muhammad, Drs. Kelengkapan Hadits Qudsi, CV. Toha Putra, Semarang, 1982
As’ad Aliy, Drs., Fathul Mu’in, Menara Kudus, 1979.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asam Amino

Anggaran Fleksibel

Makalah Buah Manggis